TEKNOLOGI INFORMASI DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
TEKNOLOGI
INFORMASI DAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
A. Dunia
Pendidikan Konvensional Indonesia
Secara umum Dunia Pendidikan memang belum pernah
benar-benar menjadi wacana yang publik di Indonesia, dalam arti dibicarakan
secara luas oleh berbagai kalangan baik yang bersentuhan langsung maupun tidak
langsung dengan urusan pendidikan. Namun demikian, bukan berarti bahwa
permasalahan ini tidak pernah menjadi perhatian.
Upaya-upaya peningkatan kualitas mutu serta
kuantitas yang membawa nama pendidikan telah dilakukan oleh pihak pemerintah,
walau sampai saat ini kita belum melihat hasil dari usaha tersebut. Apabila
kita melihat dari sudut pandang nasional atau alias yang umum-umum saja jadi
marilah kita lihat apa yang dilakukan oleh pemerintah. Usaha yang dilakukan oleh
pemerintah biasanya bersifat konstitusional demi mendapatkan lulusan dari
sekolah yang kompetitif dan siap bersaing secara global, semisalkan dengan
menetapkan angka batas minimal kelulusan UAN dengan nilai sebesar 4,00 dengan
tidak digabung dengan poin pada ujian praktek ditambah lagi tanpa ujian
praktek. Pada hal ini bukannya kita menemukan pemerintah berusaha untuk
memperbaiki mutu pendidikan melainkan nampak sepertinya pemerintah hendak
menjegal generasi kita.
Apabila kita amati dengan seksama, apa sebenarnya
yang menjadi inti permasalahan pada dunia pendidikan, mungkin jauh lebih sulit
dari menggantang asap. Berbagai hal dapat saja dipersalahkan sebagai pokok
masalah yang menghambat kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Namun demikian,
yang jelas-jelas dapat kita temukan sebagai suatu kecacatan ialah proses
belajar mengajar konvensional yang mengandalkan tatap muka antara guru dan
murid, dosen dengan mahasiswa, pelatih dengan peserta latihan, bagaimanapun
merupakan sasaran empuk yang paling mudah menjadi sasaran bagi suara-suara
kritis yang menghendaki peningkatan kualitas pada dunia pendidikan.
Ketidakefektifan adalah kata yang paling cocok
untTuk sistem ini, sebab seiring dengan perkembangan zaman, pertukaran
informasi menjadi semakin cepat dan instan, namun institut yang masih
menggunakan sistem tradisional ini mengajar (di jenjang sekolah tinggi kita
anggap memberikan informasi) dengan sangat lambat dan tidak seiring dengan
perkembangan IT. Sistem konvensional ini seharusnya sudah ditinggalkan sejak
ditemukannya media komunikasi multimedia. Karena sifat Internet yang dapat
dihubungi setiap saat, artinya siswa dapat memanfaatkan program-program
pendidikan yang disediakan di jaringan Internet kapan saja sesuai dengan waktu
luang mereka sehingga kendala ruang dan waktu yang mereka hadapi untuk mencari
sumber belajar dapat teratasi. Dengan perkembangan pesat di bidang teknologi
telekomunikasi, multimedia, dan informasi; mendengarkan ceramah, mencatat di
atas kertas sudah tentu ketinggalan jaman.
B. Penggunaan
IT Dalam Dunia Pendidikan
Arti IT bagi dunia pendidikan seharusnya berarti
tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program
pendidikan. Namun hal Pemanfaatan IT ini di Indonesia baru memasuki tahap
mempelajari berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan
memasuki milenium ketiga ini.
Padahal penggunaan IT ini telah bukanlah suatu
wacana yang asing di negeri Paman Sam Sana. Pemanfaatan IT dalam bidang
pendidikan sudah merupakan kelaziman di Amerika Serikat pada dasawarsa yang
telah lalu. Ini merupakan salah satu bukti utama ketertinggalan bangsa
Indonesia dengan bangsa-bangsa di dunia.
Berikut ini ialah sampel-sampel dari luar negeri
hasil revolusi dari sistem pendidikan yang berhasil memanfaatkan Teknologi
Informasi untuk menunjang proses pembelajaran mereka:
1. SD River Oaks di Oaksville, Ontario, Kanada,
merupakan contoh tentang apa yang bakal terjadi di sekolah. SD ini dibangun
dengan visi khusus: sekolah harus bisa membuat murid memasuki era informasi
instan dengan penuh keyakinan. Setiap murid di setiap kelas berkesempatan untuk
berhubungan dengan seluruh jaringan komputer sekolah. CD-ROM adalah fakta
tentang kehidupan. Sekolah ini bahkan tidak memiiki ensiklopedia dalam bentuk
cetakan. Di seluruh perpustakaan, referensinya disimpan di dalam disket video
interktif dan CD-ROM-bisa langsung diakses oleh siapa saja, dan dalam berbagai
bentuk: sehingga gambar dan fakta bisa dikombinasikan sebelum dicetak;foto bisa
digabungkan dengan informasi.
2. SMU Lester B. Pearson di Kanada merupakan
model lain dari era komputer ini. Sekolah ini memiliki 300 komputer untuk 1200
murid. Dan sekolah ini memiliki angka putus sekolah yang terendah di Kanada: 4%
dibandingkan rata-rata nasional sebesar 30%
3. Prestasi lebih spektakuler ditunjukkan oleh
SMP Christopher Columbus di Union City, New Jersey. Di akhir 1980-an, nilai
ujian sekolah ini begitu rendah, dan jumlah murid absen dan putus sekolah
begitu tinggi hingga negara bagian memutuskan untuk mengambil alih. Lebih dari
99% murid berasal dari keluarga yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa
kedua.
Bell Atlantic- Sebuah perusahaan telepon di
daerah itu membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah
murid dengan ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan
ke Internet, dan para guru dilatih menggunakan komputer pribadi. Sebagai
gantinya, para guru mengadakan kursus pelatihan akhir minggu bagi orangtua.
Dalam tempo dua tahun, baik angka putus sekolah
maupun murid absen menurun ke titik nol. Nilai ujian-standar murid meningkat
hampir 3 kali lebih tinggi dari rata-rata sekolah seantero New Jersey.
Informasi yang diwakilkan oleh komputer yang
terhubung dengan internet sebagai media utamanya telah mampu memberikan
kontribusi yang demikian besar bagi proses pendidikan. Teknologi interaktif ini
memberikan katalis bagi terjadinya perubahan medasar terhadap peran guru: dari
informasi ke transformasi. Setiap sistem sekolah harus bersifat moderat
terhadap teknologi yang memampukan mereka untuk belajar dengan lebih cepat,
lebih baik, dan lebih cerdas. Dan Teknologi Informasi yang menjadi kunci untuk
menuju model sekolah masa depan yang lebih baik.
Namun usaha-usaha dari anak-anak bangsa juga
terus dilakukan untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia dalam hal
penyampaian proses pendidikan dengan penggunaan IT. Semisalnya, baru-baru ini
Telkom, Indosat, dan Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan kesiapannya
untuk mengembangkan IT untuk pendidikan di Indonesia, dimulai dengan proyek-proyek
percontohan.Telkom menyatakan akan terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas
infrastruktur jaringan telekomunikasi yang diharapkan dapat menjadi tulang
punggung (backbone) bagi pengembangan dan penerapan IT untuk pendidikan serta
implementasi-implementasi lainnya di Indonesia. Bahkan, saat ini Telkom mulai
mengembangkan teknologi yang memanfaatkan ISDN (Integrated Sevices Digital
Network) untuk memfasilitasi penyelenggaraan konferensi jarak jauh
(teleconference) sebagai salah satu aplikasi pembelajaran jarak jauh.
Banyak aspek dapat diajukan untuk dijadikan
sebagai alasan-alasan untuk mendukung pengembangan dan penerapan IT untuk
pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan nasional
Indonesia. Salah satu aspeknya ialah kondisi geografis Indonesia dengan sekian
banyaknya pulau yang terpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang
seringkali tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan
dan penerapan IT untuk pendidikan. IT sangat mampu dan dijagokan agar menjadi
fasilitator utama untuk meratakan pendidikan di bumi Nusantara, sebab IT yang
mengandalkan kemampuan pembelajaran jarak jauhnya tidak terpisah oleh ruang,
jarak dan waktu. Demi penggapaian daerah-daerah yang sulit tentunya diharapkan
penerapan ini agar dilakukan sesegera mungkin di Indonesia.
IMPLIKASI
IT DI DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA
e-Education, istilah ini mungkin masih asing bagi
bangsa Indonesia. e-education (Electronic Education) ialah istilah penggunaan
IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah
diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi.
Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa
banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?) Adanya Internet
memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika
Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan
Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya
jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet
banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak
untuk diselesaikan.
A.
Pemanfaatan IT Bagi Institut Pendidikan
Pesatnya perkembangan IT, khususnya internet,
memungkinkan pengembangan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu
institusi pendidikan. Dilingkungan perguruan tinggi, pemanfaatan IT lainnya
yaitu diwujudkan dalam suatu sistem yang disebut electronic university
(e-University). Pengembangan e-University bertujuan untuk mendukung
penyelenggaraan pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat menyediakan layanan
informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam maupun diluar
perguruan tinggi tersebut melalui internet. Layanan pendidikan lain yang bisa
dilaksanakan melalui sarana internet yaitu dengan menyediakan materi kuliah
secara online dan materi kuliah tersebut dapat diakses oleh siapa saja yang
membutuhkan.
Lingkungan Akademis Pendidikan Indonesia yang
mengenal alias sudah akrab dengan Implikasi IT di bidang Pendidikan adalah UI
dan ITB. Semisalnya UI. Hampir setiap Fakultas yang terdapat di UI memiliki
jaringan yang dapat di akses oleh masyarakat, memberikan informasi bahkan bagi
yang sulit mendapatkannya karena problema ruang dan waktu. Hal ini juga tentunya
sangat membantu bagi calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan alumni yang
membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen pembimbing, atau
banyak yang lainnya. Contoh lain adalah Universitas Swasta Bina Nusantara juga
memiliki jaringan Internet yang sangat mantap, yang melayakkan mereka
mendapatkan penghargaan akademi pendidikan Indonesia dengan situs terbaik.
Layanan yang disediakan pada situs mereka dapat dibandingkan dengan layanan
yang disediakan oleh situs-situs pendidikan luar negeri seperti Institut
Pendidikan California atau Institut Pendidikan Virginia, dan sebagainya.
Pada tingkat pendidikan SMU implikasi IT juga
sudah mulai dilakukan walau belum mampu menjajal dengan implikasi-implikasinya
pada tingkatan pendidikan lanjutan. Di SMU ini rata-rata penggunaan internet
hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan lagi IT belum menjadi kurikulum utama
yang diajarkan untuk siswa. IT belum menjadi media database utama bagi
nilai-nilai, kurikulum, siswa, guru atau yang lainnya. Namun prospek untuk masa
depan, penggunaan IT di SMU cukup cerah.
Selain untuk melayani Institut pendidikan secara
khusus, adapula yang untuk dunia pendidikan secara umum di indonesia. Ada juga
layanan situs internet yang menyajikan kegiatan sistem pendidikan di indonesia.
situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan
perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta
jaringan komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para pendidik dan para
peminat lainnya. Tujuan utama dari situs ini adalah sebagai wadah untuk saling
berhubungan yang dapat menampung semua sektor utama pendidikan. Contoh dari
situs ini adalah www.pendidikan.net
Disamping lingkungan pendidikan, misalnya pada
kegiatan penelitian kita dapat memanfaatkan internet guna mencari bahan atau
pun data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari pada
internet. Situs tersebut sangat berguna pada saat kita membutuhkan artikel,
jurnal ataupun referensi yang dibutuhkan. Situs tersebut contohnya seperti
google.com atau searchindonesia.com atau sumpahpalapa.net
Inisiatif-inisiatif penggunaan IT dan Internet di
luar institusi pendidikan formal tetapi masih berkaitan dengan lingkungan
pendidikan di Indonesia sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang
sekarang sudah ada adalah situs penyelenggara “Komunitas Sekolah Indonesia”.
Situs yang menyelenggarakan kegiatan tersebut contohnya plasa.com dan
smu-net.com
B. IT
Sebagai Media Pembelajaran Multimedia
Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa
yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu
untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal
ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian
dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email,
ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring dan mailing list. Bayangkan
apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat berdiskusi masalah teknologi
komputer dengan seorang pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa
dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di
Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam
bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel).
Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat
digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan
teknologi.
Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru
bagi Internet. Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu
dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan
hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta
dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 – 50 orang.
Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja. Penyedia
layanan Virtual University ini adalah www.ibuteledukasi.com . Mungkin sekarang
ini Virtual University layanannya belum efektif karena teknologi yang masih
minim. Namun diharapkan di masa depan Virtual University ini dapat menggunakan
teknologi yang lebih handal semisal Video Streaming yang dimasa mendatang akan
dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang
efektif yang diimpi-impikan oleh setiap ahli IT di dunia Pendidikan. Virtual
School juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu dasawarsa ke depan.
Bagi Indonesia, manfaat-manfaat yang disebutkan
di atas sudah dapat menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan Internet sebagai
infrastruktur bidang pendidikan. Untuk merangkumkan manfaat Internet bagi
bidang pendidikan di Indonesia:
. Akses ke
perpustakaan;
. Akses ke
pakar;
. Melaksanakan
kegiatan kuliah secara online;
. Menyediakan
layanan informasi akademik suatu institusi pendidikan;
. Menyediakan
fasilitas mesin pencari data;
. Meyediakan
fasilitas diskusi;
. Menyediakan
fasilitas direktori alumni dan sekolah;
. Menyediakan
fasilitas kerjasama;
. Dan lain –
lain.
C.
Kendala-Kendala Pengimplikasian di Indonesia
Jika memang IT dan Internet memiliki banyak
manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di
Indonesia yang menyebabkan IT dan Internet belum dapat digunakan seoptimal
mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya
ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur
telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur
hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk
menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab
perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.
Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal
pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang
merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi
komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi
juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai
tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa
melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat
diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan
melalui warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak
pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada
pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan
regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun
sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana
untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru Institut-institut pendidikan unggulan
yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan IT yang memadai. Padahal masih
banyak institut-institut pendidikan lainnya yang belum diperlengkapi dengan
fasilitas IT.
Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan
dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.
Komentar
Posting Komentar